loading...

Sifat-sifat Koloid

Sifat-sifat Koloid. Koloid adalah partikel terdispersi yang terbentuk dari campuran  dua zat atau lebih yang bersifat homogen dan memiliki pertikel yang cukup besar yaitu sekitar 1 - 1000 nm. Karena bersifat homogen, maka koloid tidak akan mengalami pengendapan karena tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi. Selain sifat homogen, koloid juga mempunyai sifat-sifat yang lain. Yang merupakan sifat-sifat koloid antara lain adalah:


Macam-macam sifat Koloid

1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Efek Tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek Tyndall terjadi jika suatu sistem koloid terkena sinar. Penghamburan cahaya tersebut terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai ukuran yang relatif besar dibandinkan larutan sejati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak beraturan sehingga terbentuk pola zigzag. Gerakan partikel koloid ini  akan membentuk gerak acak tidak beraturan jika di amati di bawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak secara zigzag. Gerak brown pada sistem koloid di pengaruhi oleh dua hal, yaitu suhu dan besar ukuran partikel.

Baca Juga:
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel pada permukaan koloid. Adsorpsi koloid disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Untuk mengetahui apa perbedaan adsorpsi dan absorpsi silah baca di SINI.
4. Muatan koloid
Koloid memiliki muatan. Dikenal dua macam muatan koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid bermuatan negatif.  Namun demikian, sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya. Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel.
5. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid. Karena sesuatu sebaba, koloid dapat mengalami penggumpalan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.  Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi koloid diantaranya adalah: pemanasan, pendinginan, penambahan senyawa kimia /elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dll.
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. Tidak semua sistem koloid mempunyai sifat koloid pelindung. Hanya Sistem koloid yang partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar yang bisa menjadi koloid pelindung. Karena sistem koloid seperti ini memiliki sifat yang lebih stabil.
7. Dialisis
Dialisis ialah penghilangan muatan koloid atau pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah. Contoh penerapan dialisis koloid dalam kehidupan sehari-hari adalah pada proses dialisis ginjal atau cuci darah.
8. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Pada peristiwa elektroforesis, partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Arus listrik akan membuat partikel-partikel koloid bergerak ke salah satu elektroda tergantung pada jenis muatannya. Koloid yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif bergerak ke katode (elektrode negatif).