loading...

Bentuk Kesusastraan Indonesia

Bentuk Kesusasteraan Indonesia. Kesusastraan berasal dari kata susastra yang mendapat imbuhan ke-an menjadi kesusastraan yang artinya tulisan baik. Sastra sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta yang artinya teks yang mengandung intruksi pedoman. Sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Berdasarkan bentuknya, kesusastraan Indonesia di bedakan menjadi:

Bentuk Kesusastraan Indonesia

Berdasarkan bentuknya, kesusasteraan Indonesia di bedakan menjadi 2, yaitu puisi dan Prosa. Kedua bentuk  kesusastraan Indonesia ini di bedakan lagi ke dalam beberapa bagian, diantaranya:

1. Puisi
Puisi adalah bentuk kesusasteraan yang terikat oleh banyaknya baris, suku kata dan sajak atau rima bunyi dari kata terakhir dalam baris. Menurut zamannya, puisi di bedakan menjadi:
  • Puisi lama, yang termasuk kelompok puisi lama adalah mantra, bidal, pantun, syair, gurindam dan kalimat berirama.
  • Puisi baru, yang termasuk kelompok puisi baru antara lain adalah distikhon, tersina, kuartren, kuin, sekstet, septim, stanza, soneta dan sajak bebas.
  • Puisi modern,  diantaranya adalah balada, elegi, satire, romance, opde, himne dan epigram.
2. Prosa
Prosa adalah sebuah karangan bebas yang tidak terikat oleh apapun seperti puisi. Berdasarkan zamannya, prosa juga di bedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
  • Prosa lama, diantaranya adalah dongeng, hikayat, cerita panji, cerita berbingkai dan tambo.
  • Prosa baru, diantaranya adalah drama, roman, novel, cerpen, kisah, biografi/otobiografi, esai dan kritik.
Munculnya penulis-penulis baru berbakat sangat penting untuk memperkaya khasana kesusateraan Indonesia baik dalam bentuk puisi ataupun prosa. Untuk menghasilkan karya-karya yang baik dan berbobot, institusi-institusi yang mempunyai wewenang atau memiliki ruang lingkup di dunia tulis menulis, seringkali mengadakan lomba menulis atau sayembara, diantaranya adalah lomba sastra DKJ, Sayembara Femina. Bahkan para penerbit di Indonesia tidak jarang mengadakan lomba-lomba menulis baik novel atau pun kumpulan cerpen.