Struktur dan Fungsi Sel. Secara umu, berdasarkan jumlah selnya, makhluk hidup terdiri dari dua jenis yaitu makhluk hidup bersel banyak atau multiseluler dan makhluk hidup bersel satu atau uniseluler. Masing–masing sel dapat hidup sendiri dan merupakan satu individu yang utuh. Organisme yang tubuhnya terdiri atas banyak sel, berkelompok membentuk massa dengan berbagai spesialisasi lapisan–lapisan sel yang berbeda. Hal ini menunjukkan sel sebagai unit struktural makhluk hidup.
Dua abad kemudian, yaitu pada permulaan abad XIX, Johannes Parkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” untuk cairan yang terdapat dalam sel hidup. Pada tahun yang sama, Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodor Schwann ahli Zoologi merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi “teori sel”, bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang mempunyai semua ciri khas makhluk hidup.
Secara biologi, manusia, hewan, dan tumbuhan melakukan segala apa yang dilakukan sel. Kegiatan satu individu organisme (bersel satu dan bersel banyak) merupakan kegiatan tiap-tiap sel yang membentuk organisme tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sel adalah unit fungsional.
Beberapa organisme sederhana, meliputi bakteri dan protozoa tersusun atas sebuah sel atau disebut juga organisme uniseluler. Tubuh organisme multiseluler tersusun atas sejumlah sel yang bekerja bersama-sama dan secara keseluruhan terorganisasi dengan baik.